Oleh: achoey sang khilaf | Desember 4, 2007

Ikhwan & Akhwat Sejati

cinta.jpg

IKHWAN SEJATI 

Seorang remaja pria bertanya pada ibunya, ”Ibu, ceritakan padaku tentang ikhwan sejati!”


Sang Ibu tersenyum dan menjawab…
Ikhwan Sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang disekitarnya.
 
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran.
 

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat di sekitarnya, tetapi dari sikap bersahabatnya pada generasi muda bangsa.

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia di hormati di tempat bekerja, tetapi bagaimana dia dihormati di dalam rumah.

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan.
 
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tetapi dari hati yang ada dibalik itu.
 

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya akhwat yang memuja, tetapi komitmennya terhadap akhwat yang dicintainya.

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan, tetapi dari tabahnya dia mengahdapi lika-liku kehidupan.
 

Ikhwan Sejati bukanlah dilihat dari kerasnya membaca Al-Quran, tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca.

Setelah itu, sang remaja pria kembali bertanya. Siapakah yang dapat memenuhi kriteria seperti itu, Ibu ?

Sang Ibu memberinya buku dan berkata…
Pelajari tentang dia. Ia pun mengambil buku itu,
MUHAMMAD, judul buku yang tertulis di buku itu.

AKHWAT SEJATI

Seorang gadis kecil bertanya pada ayahnya, “Abi ceritakan padaku tentang akhwat sejati?”

Sang ayah pun menoleh sambil kemudian tersenyum.
Anakku…


Seorang akhwat sejati bukanlah dilihat dari kecantikan paras wajahnya, tetapi dilihat dari kecantikan hati yang ada di baliknya. Akhwat sejati bukan dilihat dari bentuk tubuhnya yang mempesona, tetapi dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya.

Akhwat sejati bukan dilihat dari begitu banyaknya kebaikan yang ia berikan tetapi dari, keikhlasan ia memberikan kebaikan itu.
 

Akhwat sejati bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dilihat dari apa yang sering mulutnya bicarakan.

Akhwat sejati bukan dilihat dari keahliannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana caranya ia berbicara.

Sang ayah diam sejenak sembari melihat ke arah putrinya.“Lantas apa lagi Abi?” sahut putrinya.

Ketahuilah putriku…
Akhwat sejati bukan dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian tetapi dilihat dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya.

Akhwat sejati bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di jalan, tetapi dilihat dari kekhawatiran dirinyalah yang mengundang orang jadi tergoda.

Akhwat sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani, tetapi dilihat dari sejauhmana ia menghadapi ujian itu dengan penuh rasa syukur.

Dan ingatlah…
Akhwat sejati bukan dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul, tetapi dilihat dari sejauhmana ia bisa menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul.
Setelah itu sang anak kembali bertanya,

“Siapakah yang dapat menjadi kriteria seperti itu, Abi?” Sang ayah memberikannya sebuah buku dan berkata, “Pelajarilah mereka!”  

Sang anakpun mengambil buku itu dan terlihatlah sebuah tulisan “Istri Rasulullah”. (Muslimah Sholihah) 

Posted at 08:20 am by ahn


Tanggapan

  1. Jika kita ingin mendapatkan istri secantik dan sesolehah Fatimah Az Zahra, maka jadikanlah diri kita segagah dan sesoleh Syaidina Ali r.a.

    Sip Bos.

  2. saya sangat suka dengan kalimatnya coz aku sedang merasakan itu. tapi ada perasaan hati ku yg bersalah karena aku blom jadi sepeti apa yang dituliskan dia atas. sebanarnya hati ini terketuk untuk menjadi seperti itu tapi ada perasaan lain yang menuntutku untuk belom bisa menjadi seorang akhwat.

    insyaallah adik sedang dalam tahap menjadi akhwat sejati. Semangat terus!

  3. ilutrasinya lucu tapi mengena :D, dah pernah baca ni tulisan tp baru kali ini liat ilutrasi gambarnya 🙂

    Syukron jika ilustrasinya bisa diterima.

  4. subhanaallah ilustrasi yang luar biasa buat para ikhwan dan akhwat………jadi pengen perbaiki diri trus……….istiqomah ya. tapi ingat perbaikan yang kita lakukan semata2 bukan karena ikhwan atau akhwat tertentu tapi berorientasilah hanya pada allah swt. amien..

    Iya donk jangan salah motivasinya. Tapi kalo udah terlanjur segera luruskan!

  5. Alhamdulillah, Subhanallah, semoga siapa yang membacanya dapat menggugah hati, dan tidak melakukan hal yang dilarang agama seperti PACARAN…. !!!

    Amin.

  6. Salam
    Hmm …hiks hiks hiks secara gw belom bisa jadi akhwat sejati, kayaknya sie gw masih ikhwit, doain ya biar bisa jadi akhwat dan ummu yang baik. Amin
    Wilujeng tepang deui Kang Achoey, kumaha damang?
    salam kenal
    -nenyok-

    Sabar Neng. Jalmi nu teu ngangken yen anjeuna jalmi sae, ata justru jalmi nu sae. Alhamdulillah tiasa patepang sareng Neng Nenyok deui. Alhamdulillah abdi damang, mugia salira oge sami. Wilujeung wanoh oge.

  7. permisi..
    tulisannya ini tak copy bwt bahan mading
    tenang..!tdk u/ d plagiat
    sumbernya tetep dicantumin ko’.

    permisi lg…
    gambarnya tak copy jg bwt pic FS
    tp g bs tak tulis sumbernya..

    makasih makasih.

    um, btw,
    mg2 d mudahin deh sama Allah “uneg2″nya
    Amin

    Untuk dakwah, so what githu lho. 😀

  8. wah Mas., Buagus banget artikelnya. perlahan tapi pasti, sungguh mengena dihati.

    Makasih ya! Moga aja!

  9. ass. misi, lam kenal kang….Masyaallah tu artikel keren banget, moga Allah slalu meridhoi setiap langkahmu ya kang…….n jg moga bermanfaat tux bangsa ini yang notabennya banyak muslimnya…..tp tulisannya bikin pusing coz warnanya merah……….maaf ya kang….

    Amin ukhti. Afwan jika tulisannya bikin pusing. 🙂

  10. assalamu’alaikum…

    so sweet

    wassalam…

    Wassalamualaikum 🙂

  11. subhanallah…
    smg setiap yang membaca dapat mengingat diri.

    setiap kita punya kisah
    setiap kita punya masa ;lalu, setiap kita pasti punya cerita yang berbeda, kadang hitam dan putih selalu menghampiri, tapi tetaplah putih menjadi pilihan hati nurani,,, jazakallah ya akh,, ana mo copy tulisan ini,, trmksih,, afwan wassl.

    Ya boleh. Syukron juga ukhti 🙂

  12. assalamualaikum….

    saya pnya pertanyaan, bisakah akhi membantu saya bagaimana caranya menanggulangi rasa cinta yang tdak syar’i yang kadang terjangkit di dalam hati para ihwah zaman ini…

    harap di jawab syukron… ohiy, mampir ke blog ane yah…

    Akhi yg moga dirakhmati Allah. Afwan jika ane ga bisa menjawabnya. Karena ane jg masih belum bisa utk menjadi ikhwah yang teramat kuat hingga celah2 itu tak pernah singgah. Tapi buat ane, perjuangan utk terus mengusir rasa itu jg perlu terus kita kobarkan. Dan jika kita memang teramat rapuh, segeralah menikah. Ane jg rapuh nih 🙂

  13. semoga yang membaca ini menjadi ikhwan dan akhwat sejati,amiin

    terutama yang comment 🙂

    Terutama yg punya blog.
    Amin! 🙂

  14. luar biasa…

    saya copy image-nya ya, akhi.

    Yup 🙂

  15. […] Diambil dari achoey.wordpress.com/2007/12/04/ikhwan-akhwat-sejati/ […]

  16. assalamu’alaikum……….

    subhanallah…….

    ane boleh ngopy kan akh???
    mau ane sebarin ke teman2 rohis sekolah ane.

    syukron

    wassalam

  17. HIDUP dakwah…
    menggugah hati sekali bang!!

    membuat kita para muslimah berpikir panjang apakanh kita sudah termasuk kedalam daftar wanita sholehah??atau sebaliknya…

    makasih yah…

  18. ilustrasinya bagoesss…ikyul jd mengingat diri, blom bisa jd akhwat sejati hingga saat ini hik..hikk.hiik:(
    but will always try n pray INSHA ALLAH
    cayyo!!!! 😛

  19. indah… &brmanfaat. terus berjuang ya!salam ukhuwah

  20. subhanallah……….. ana copy ya akh, semoga Allah saelalu bersama kita semua.

  21. Subhanalloh .. 😀

    btw mas link pean dah yakpasang .. ijin gantian pasng link saya yah ..?? 🙂

  22. OK banget.. pengen jadi seperti itu..smangat..dg perubahan diri tiada henti pasti BISA.. jazakallah sdh mengingatkan kita smua.

  23. assalamu’alaikum…
    blognya bagus akh…ane boleh ngopy ya…
    jazakumulllah.

  24. Subhanallah tulisannya bagus banget,dan mudah2an kita semua menjadi akhwat dan ikhwan yang didambakan Allah SWT,amin amin ya Rabbal alamin

  25. assalamu’alaikum
    setelah baca cerita diatas, aku sangat terharu. akankah diri ini bisa termasuk akwat sejati, sedang diri ini begitu hina.
    sukron

  26. Assalamu ‘alaikum. salam kenal mas, moga tulisan itu bisa menyadarkan dan merubah kita semua menuju jalan yang lebih baik. syukran banget ya…. semoga mas achoey tetap konsisten menebar kebaikan lewat blog ini amin. Allah ma’ana.

  27. So Sweet……..:thumbsup:

  28. Hm..rasanya pernah baca tulisan di atas..ehem..dimana, ya..hm..(Mikir Mode on)

    Kok yang akhwatnya kasih jempol sedang yang ikhwan kasih dua jari, sih ? Maksudnya apa, tuh ?
    (OOT mode on)

  29. assalamualaikum…
    mantep bnget deh……smoga saya bisa jadi kyk giitu….dngan niat yang lurus katena Allah Ta’ala

  30. assalamu’alaikum…

    semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari tiap kata-kata yang disampaikan.
    kata2 yang diatas boleh ditampilin bwt mading Rohis dsekolah ana ga?? syukron

    wassalam…

  31. Assalammu’alaikum
    Luar biasa
    Semoga kita bisa terus memperbaiki diri

  32. Subhanallah…

    Sesungguhnya Allah tidak meihat pada jasadmu, dan tidak pula pada rupamu, tetapi Allah melihat pada hatimu. HR Muslim.

    Salam Kenal 🙂

  33. Subhanallah, tulisannya bagus bgt..

  34. Maidah dirimu jauh dari kategori itu….
    *memandangi diri dan mengingat kembali semua yg tlah dilakukan…* 😦

    Hmm..sulit yah keluar dari zona nyaman!!!

  35. AsSAlamualaikum
    SubHAnALLoh….. ALLOHUAKBAR….. , yEEEEiyyyy cManGAt TyuZ… bJuaNg DI Jl.ALLOH……. n SaLiNg ngInGEtIn DaLam Hal kbAiKAN ….. , bguZ2 YCh…. ARtIkEl nYA…., bwy AkHi2 n UkHTI2…. sALAM kNaL…. , q aktivis SKI di skulah (dakwah Pelajar), Add Fs n email Q yACH… di ukhti_princessarsy@yahoo.co.id
    cKup CkiAN… af1 bLA ad SLah Kta ….
    AkhiRUL kALAM…. jaZaKuMuLLOH kHOiROn kATsiRo

  36. blogna sae….

  37. Alhamduliilah, setealh membaca uraian tsb, akhirnya saya menemukan semangat baru unutk meluruskan niat kebeanaran, dalam mencari kebenaran dan kekuatan iman dari Allah. amin…
    smg bermanfaat

  38. hmmmmm
    keren bagus bner bgt tuh
    tapi ndak mudah nerapin itu semua
    mohon doanya yah

  39. mikum..
    kren jg tlìsan’x..:-l
    jd pngen:-(

  40. subhanallah tulisan yang sangat bagus dan bisa menjadi bahan introspeksi diri mas 🙂

  41. Subhanallah….
    bikin hati ini tergugah utk terus berusaha seperti istri2 rasulullah…

  42. SuBhaNaLLaH…..TuLisanNya Ba9uS bgT….
    ” KeEP iStIQoMaH..en Jgn pRnH BeRenTi d jLn Da’waH…….!!”

  43. Assalmu’alaikum.Wr.Wb
    Subhanallah Ya Akhi…. artikel mu na copy ya… n na jadiin bahan buletin karena subhanallah isinya sangat menggugah…
    salam kenal….
    semoga senantiasa diberi Rahmat oleh Allah untuk selalu menelurkan pesan-pesan yang menggugah..
    Wassalmu’alaikum.Wr.Wb

  44. asl. ww

    minta tulisannya ya u/m mading rohis sma saiia…

    syukran

    was ww

  45. assalam. baguzz bgt y akh,, 😀 tp syangx ana masih blom smpurna kek lagu rapuhx si opick.. ana baru tau islam, ru taon ni.. sjak ana mrubah keyakinan ana.. doain ana bisa jadi muslmah sperti Fatimah az-zahra waluun itu hanya sekedar jalan menuju ke sana.. amin.. wassalam

  46. Assalamu’alaikum

    Bagus banget semoga kita bisa seperti apa yg ada dlm tulisan itu, Syukron Jazakillah…

  47. seorang akhwat yang sejati, tak kiranya dia kan selalu ingat pada ilahi dan familinya, tak kiranya di takut pada illahi dan sumaminya, dan tak kiranya di jaga martabat agam daan keluargaya, so, bravoo… to akhwat perjalanmu masih panjaang,….!!!

  48. ih.. gue banget…hihihi

  49. baru neyh……………….

  50. Subhanallah,…! ini perlu sbg cerminan bagi kt yang mengaku sebagai Jundi-jundi Allah.
    Sukron Akhi…! ini pelajaran yang berarti buat ana. en ana banyak2 Instgfar pd Allah..
    Afwn.. datanya ana kopy. boleh kan..

  51. Ass, sukron JZKM khoiron wal khatsiron.
    salam kenal semua.
    an ahmad

  52. ass

  53. Ass.. duh trenyuh hatiku membacanya.. ^_^

  54. Subhanallah 1000X ni artikel kerrrrrrrrrren pishannn!!!!!!!! oh ye, afwan gimana ya biar kita (kita?) can guard our eyes/ OK, syukrronn!!!!!!!!!!!

  55. assalamualaikum

    kata-katanya menyentuh hatii…

    jalan-jalan ke blog ane ya akh..
    assalamualaikum

  56. assalamualaikukm wr.wb…..

    suhanallah bagus bget yah, smoga kita smw bisa istiqamah di jalan-Nya.

  57. IH bru liat.,
    hehehe:-)
    tlat y???
    Bgus euy….

  58. Aslm,
    Syukron yach sudah mengingatkan…
    smg kita bs mengambil hikmahnya

  59. nyang nulis dah dptin lom???

  60. Ikhwan Sejati adalah seorang Mukmin yang istiqomah menjalankan apa yang sudah menjadi konsekwensinya

    Ikhwan Sejati adalah yang paling bertaqwa diantara manusia lainnya.

    Ikhwan Sejati pantang menyerah dalam berjuang menegakkan “Laa Ilaaha Illallah”…………….!!!!

  61. subhanalloh…. subhanalloh… wa subhanalloh…
    tiada kta yang pantas terucap,melainkan lafadz pujian-NYA….
    karna telah menciptakan seorang insan yang mampu menggugah hati nie…
    akhwat sejati rindukan syurga-NYA……….
    keep hamasyah for ukhwah…………

  62. Subhanallah cantik bgt artikelnya.

  63. as., motivasi banget nih buat para akhwat & ikhwan., ikhwa filla cepatlah berkaca apakah diri ini sudah menjadi seorang ikhwa yang sejati., yang selalu konsisten dengan ucapannya., selalu memakai jilbab karna rasa malu., yang selalu memberikan yang terbaik u/ dakwah.,
    akhwat sejati……… wahai tentara aLLah
    keep hamasah…….

  64. assalamualaikum…

    salam ukhwah buat qita semua..
    subhanallah.. tulisan yang luar biasa.. ketika ana membaca tulisan ini, ada sebuah semangat baru untuk senantiass memperbaiki diri..
    semoga kita semua bisa merubah diri lebih baik.. kalopun tidak menjadi akhwan ataupun akhwat setapi, tapi semoga kta terus berusaha untuk menjadi ikhwan dan akhwat yang sholeh dan sholeha..

  65. alhamdullilah saiia skarang sudah mmakai jilbab..
    tapi ada rintngannya. daerah lingkungan saiia kurang enak jika ada orng yg brubh scra drastis. terlebih orgtua saiia jdi tpengaruh . jadi saiia suka bingung.

    stiap saiia ingin kluar rmah, saiia ingin skli mmkai jlbb. tpi mreka mcela saiia.

    bgaimana saiia mnanggapinya.

  66. subhanaLLAH…

    semoga ana bisa menjadi akhwat sejati yaALLAH…

    AMIIEN

  67. Ilmu, Perhiasan Tak Ternilai Bagi Muslimah

    posted in Aqidah & Manhaj |
    Penulis: Ummu Abdillah bintu Mursyid
    Seorang yang mendambakan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat harus memiliki pedoman dalam menapaki kehidupannya di dunia. Dan pedoman hidup seorang hamba semua telah diatur dalam syariat Islam.
    Seorang yang sukses bukanlah orang yang hidup dengan bersemboyan ‘semau gue’ dengan mengikuti hawa nafsunya, tapi orang yang sukses adalah orang yang mengambil Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dengan pemahaman As Salafus Shalih sebagai pengikat aturan hidupnya. Petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam ini tidak mungkin dapat diketahui tanpa menuntut ilmu syar’i. Karena itulah, Allah dan Rasul-Nya memerintahkan setiap Muslim dan Muslimah yang baligh dan berakal (mukallaf) untuk menuntut ilmu.
    Dalam sebuah hadits dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
    “Menuntut ilmu wajib bagi setiap Muslim.” (HR. Ahmad dengan sanad hasan. Lihat kitab Jami’ Bayan Al ‘Ilmi wa Fadllihi karya Ibnu ‘Abdil Bar, tahqiq Abi Al Asybal Az Zuhri, yang membahas panjang lebar tentang derajat hadits ini)
    Imam Ahmad rahimahullah mengatakan bahwa ilmu yang wajib dituntut di sini adalah ilmu yang dapat menegakkan agama seseorang, seperti dalam perkara shalatnya, puasanya, dan semisalnya. Dan segala sesuatu yang wajib diamalkan manusia maka wajib pula mengilmuinya, seperti pokok-pokok keimanan, syariat Islam, perkara-perkara haram yang harus dijauhi, perkara muamalah, dan segala yang dapat menyempurnakan kewajibannya.
    Sebagai hamba Allah, seorang Muslimah wajib mengenal Rabbnya yang meliputi pengetahuan terhadap nama-nama, sifat-sifat, dan perbuatan Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana diberitakan dalam Al Qur’an dan hadits-hadits yang shahih. Selain itu, ia harus mengetahui bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala bersendiri dalam Mencipta, Mengatur, Memiliki, dan Memberi Rezeki. Ia pun wajib menunaikan hak-hak Allah, yaitu beribadah hanya kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun, sebagaimana tujuan penciptaannya.
    Allah berfirman :
    “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku.” (Adz Dzariyat : 56)
    Seseorang tidak akan berada di atas hakikat agamanya sebelum ia berilmu atau mengenal Allah Ta’ala. Pengenalan ini tidak akan terjadi kecuali dengan menuntut ilmu Dien (Agama Islam).
    Di samping mengenal Allah, seorang Muslimah juga wajib mengenal Nabi-nya, yaitu Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, karena beliau merupakan perantara antara Allah dengan manusia dalam penyampaian risalah-Nya. Sesuai dengan makna persaksiannya bahwa Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam adalah hamba dan Rasul-Nya, maka ia wajib mentaati segala yang beliau perintahkan, membenarkan segala yang beliau khabarkan, menjauhi apa yang beliau larang dan tidak beribadah kepada Allah kecuali dengan apa yang beliau syariatkan.
    Hal ini sesuai dengan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala :
    “Apa yang diberikan Rasul kepada kalian maka terimalah, dan apa yang dilarangnya bagi kalian maka tinggalkanlah, dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukumannya.” (Al Hasyr : 7)
    Ayat ini merupakan kaidah umum yang agung dan jelas tentang wajibnya seluruh kaum Muslimin mengambil sunnah yang telah tetap dan hadits-hadits shahih dalam aqidah, ibadah, muamalah, adab, akhlak, seluruhnya. Hal ini tidak akan diketahui kecuali dengan menuntut ilmu terlebih dahulu.
    Selain mengenal Allah dan Rasul-Nya, seorang Muslimah juga wajib mengenal agama Islam sebagai agama yang dianutnya, dengan memperhatikan dalil-dalil dari Al Qur’an dan As Sunnah yang shahihah, sehingga ia memiliki pendirian kokoh, tidak mudah terombang-ambing. Dan agar ia berada di atas cahaya, bukti, dan kejelasan dari agamanya.
    Inilah masalah pertama yang disebutkan oleh Asy Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah dalam bukunya Al Ushuluts Tsalatsah, yaitu berilmu sebelum beramal dan berdakwah.
    Seorang Muslimah juga wajib membekali dirinya dengan ilmu sebelum memasuki jenjang pernikahan, sehingga ia dapat menunaikan kewajibannya sesuai dengan tuntunan syariat.
    Sebagai isteri, seorang Muslimah dituntut agar menjadi isteri yang shalihah, sehingga ia dapat menjadi perhiasan dunia yang paling baik, bukan justru menjadi fitnah atau musuh bagi suaminya.
    Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash radhiallahu ‘anhuma berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
    “Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang shalihah.” (HR. Muslim)
    Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang sifat-sifat wanita shalihah :
    “… maka wanita shalihah, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena itu Allah telah memelihara mereka.” (An Nisa’ : 34)
    Maksud ayat ini diterangkan oleh Asy Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jazairi dan Asy Syaikh Salim Al Hilali rahimahumullah bahwa wanita yang shalihah adalah yang menunaikan hak-hak Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mentaati-Nya, mentaati Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, dan menunaikan hak-hak suaminya dengan mentaatinya dan menghormatinya, serta menjaga harta suami, anak-anak mereka, dan kehormatannya tatkala suaminya tidak ada.
    Untuk menjadi wanita shalihah yang seperti ini, seorang Muslimah membutuhkan ilmu.
    Sebagai seorang ibu, ia mempunyai tanggung jawab mendidik anak-anaknya agar menjadi anak-anak yang shalih dan shalihah. Di bawah kepemimpinan suami, isteri adalah penjaga rumah tangga suami dan anak-anaknya, sebagaimana dalam hadits dari Ibnu ‘Umar radhiallahu ‘anhuma dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bahwasanya beliau bersabda :
    “Laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya, wanita adalah pemimpin dalam rumah tangga suaminya dan anak-anaknya, maka setiap kalian adalah pemimpin, akan ditanya tentang yang dipimpinnya.” (Muttafaqun ‘Alaihi)
    Hasil didikan seorang ibu terhadap anak-anaknya inilah yang termasuk perkara yang akan ditanyakan oleh Allah kelak di hari kiamat. Karena itulah Muslimah harus menuntut ilmu syar’i sebagai bekal mendidik anak-anak sehingga fitrah mereka tetap terjaga dan menjadi penyejuk hati karena keshalihan mereka.
    Di tempat lain, bila seorang Muslimah belum menikah, maka sebagai anak ia wajib taat pada orang tuanya selama tidak memerintahkan kepada maksiat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
    “Kami wasiatkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tuanya… .” (Al Ankabut : 8)
    Dalam hadits dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash radhiallahu ‘anhuma dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, beliau bersabda :
    “Dosa-dosa besar ialah menyekutukan Allah, durhaka pada orang tua, membunuh jiwa (tanpa hak), dan sumpah palsu.” (HR. Bukhari)
    Untuk dapat berbuat baik dan menunaikan hak-hak orang tua dengan benar, seorang Muslimah tidak bisa lepas dari ilmu.
    Seluruh kewajiban ini harus dapat ditunaikan dengan dasar ilmu. Karena jika tidak, akan terjadi berbagai kesalahan dan kerusakan. Maka tidak heran, bila para Muslimah yang bodoh terhadap agamanya melakukan berbagai praktek kesyirikan dan kebid’ahan.
    Akibat kebodohannya pula, banyak Muslimah yang durhaka pada suami atau orang tuanya. Atau terjadi berbagai kesalahan dalam mendidik anak sehingga muncullah generasi yang berakhlak buruk, bahkan bisa jadi durhaka pada orang tua yang telah merawat dan membesarkannya. Karena kebodohannya pula, banyak Muslimah yang tidak mengetahui bagaimana ia harus menjaga kehormatannya, sehingga ia menjadi fitnah dan terjerumus dalam perzinahan dan berbagai kemaksiatan. Kita berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari yang demikian itu.
    Usamah bin Zaid radhiallahu ‘anhuma berkata, telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam :
    “Aku berdiri di muka pintu Syurga, maka aku dapatkan mayoritas penghuninya adalah orang-orang miskin, sedang orang-orang kaya masih tertahan oleh perhitungan kekayaannya. Dan ahli neraka telah diperintahkan masuk neraka. Dan ketika aku berdiri di dekat pintu neraka, maka aku dapatkan mayoritas penghuninya adalah para wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim)
    Hanya dengan menuntut ilmu, seorang Muslimah akan mengetahui jalan yang selamat. Kaum Muslimah masa kini akan menjadi baik bila mereka mau mencontoh para Muslimah generasi terdahulu (generasi salafuna shalih), mereka sangat memperhatikan dan bersemangat dalam menuntut ilmu.
    Dalam sebuah hadits dari Abi Sa’id Al Khudri radhiallahu ‘anhu, ia berkata : “Seorang wanita mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan berkata :
    ‘Wahai Rasulullah! Kaum lelaki telah membawa haditsmu, maka jadikanlah bagi kami satu harimu yang kami datang pada hari tersebut agar engkau mengajarkan pada kami apa yang telah diajarkan Allah kepadamu.’ Maka beliau bersabda : ‘Berkumpullah pada hari ini dan ini di tempat ini.’ Maka mereka pun berkumpul, lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam mendatangi mereka dan mengajarkan apa yang telah diajarkan Allah kepada beliau.” (HR. Bukhari dan Muslim)
    Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pun sangat bersemangat mengajar para shahabiyah, sampai-sampai beliau menyuruh wanita yang haid, baligh, dan merdeka untuk menyaksikan kumpulan ilmu dan kebaikan. Bahkan beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam memutuskan udzur wanita yang tidak memiliki hijab, sebagaimana yang disebutkan dalam Shahihain dari Ummu ‘Athiyah Al Anshariyah radhiallahu ‘anha, ia berkata : “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menyuruh kami mengeluarkan wanita yang merdeka, yang haid, dan yang dipingit untuk keluar pada hari Iedul Fithri dan Adha. Adapun yang haid memisahkan diri dari tempat shalat, dan mereka pun menyaksikan kebaikan dan dakwah kaum Muslimin. Aku berkata : ‘Wahai Rasulullah! Salah seorang dari kami tidak memiliki jilbab.’ Beliau bersabda : ’Hendaklah saudaranya meminjamkan jilbabnya.’ “
    Oleh karena itulah, kita dapatkan dalam sejarah Islam, di antara mereka ada yang menjadi ahli fiqih, ahli tafsir, sastrawati, dan ahli dalam seluruh bidang ilmu dan bahasa. Sebagai contoh, Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiallahu ‘anha yang dididik dalam madrasah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam sehingga beliau menjadi wanita yang berilmu dan shalihah.
    Imam Az Zuhri rahimahullah berkata : ”Seandainya ilmu ‘Aisyah dikumpulkan dan dibandingkan dengan ilmu seluruh wanita, maka ilmu ‘Aisyah lebih afdhal.”
    Bahkan ‘Aisyah merupakan guru dari beberapa shahabat, ia menjadi bahan rujukan mereka dalam masalah hadits, sunnah, dan fiqih. Urwah bin Az Zubair berkata : “Aku tidak melihat orang yang lebih mengetahui ilmu fiqih, pengobatan, dan syi’ir ketimbang ‘Aisyah.”
    Para wanita dari kalangan tabi’in juga berdatangan ke rumah ‘Aisyah untuk belajar, di antara muridnya adalah Amrah bintu ‘Abdurrahman bin Sa’ad bin Zurarah. Ibnu Hibban berkata : “Dia adalah orang yang paling mengetahui hadits-haditsnya ‘Aisyah.”
    Di antara deretan nama wanita generasi terdahulu yang cemerlang dalam ilmu adalah Hafshah bintu Sirin yang masyhur dengan ibadahnya, kefaqihannya, bacaan Al Qur’annya, dan hadits-haditsnya. Begitu pula Ummu Darda Ash Shuqra Hujaimah, ia seorang yang faqih, ’alimah, banyak meriwayatkan hadits, cerdas, masyhur dengan keilmuan, amalan, dan zuhudnya.
    Demikianlah –wahai saudariku Muslimah– mereka adalah contoh terbaik bagi kita dan telah terbukti bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala mengangkat derajat orang-orang yang berilmu sebagaimana firman-Nya :
    “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al Mujadilah : 11)
    Semoga Allah memudahkan jalan bagi kita untuk menuntut ilmu dan memberikan ilmu yang bermanfaat. Amin. Wallahu A’lam Bis Shawab.

  68. AssKum ,,,,,,,,,,,,

    lam kenal ya

    ne madiha anta and antum?

    W


Tinggalkan Balasan ke qanaahsholihah Batalkan balasan

Kategori