“Tidak, aku tak seperti yang kalian sangka selama ini. Aku bukanlah sosok sempurna bak purnama. Aku bukanlah sosok putih bersih tak tersentuh noda. Bukan pula sosok ikhwan pilihan yang pasti bisa mampu menjaga diri dan akhwat yang menjabat erat terjaga dari siksa api neraka. Tidak, itu adalah sangkaan yang salah, terlalu berlebihan.”
“Aku adalah sosok hitam dan jika tidak pun aku adalah kelabu. Aku baru menginjak pada tahapan berbuat tuk berubah putih.”
“Aku bukanlah sosok sempurna yang berjalan sambil menebarkan ilmu dan amal kebajikan. Bukanlah penebar cahaya ketika keadaan gelap gulita.”
“Aku bukanlah sosok yang tegak ketika beban berat terpikul pundak. Aku tak menjamin peganganku erat ketika seorang akhwat menjabatnya dengan penuh harap. Bahuku tak sekuat itu untuk membiarkannya tetap terlelap.”
“Jangan lihat parasku yang sering kali menipu. Karena hati ini begitu sulit terlukis. Dan aku adalah musafir yang masih dalam perjalanan mencari jati diri. Hinggap dari satu serambi ke serambi lain hanya untuk melunturkan kefakiran. Berlari menghindari kehingaran hanya untuk tak mempertebal peluang kekufuran. Aku adalah Sang Khilaf.”
“Sekali lagi jangan memandangku berlebihan, karena aku akan makin terpuruk pada rasa malu pada Sang Penutup Aib. Yang masih membiarkan jantungku berdetak, melukis irama penghambaan yang semoga makin ketara.”
“Aku sosok yang lebih rendah dari biasa, jadi nilailah aku apaadanya.”
Untuk akhwat yang telah dan sedang menilaiku, yang mungkin salah satunya kelak kan membelaiku di saat terlelap. Ku harap kau cerdik dalam menilai.
bagus mas tulisanne.
btw Aku juga sang khilaf
Maaf, nama “Sang Khilaf” sudah dipatenkan. Hehehe.
By: hanggadamai on Februari 21, 2008
at 5:24 am
hurray… aku pertamax
By: hanggadamai on Februari 21, 2008
at 5:24 am
ahaha korban pertamax 😆
bagus nih bang tulisannya 🙂
Alhamdulillah. Thx yach dah sudi membacanya.
By: shinobigatakutmati on Februari 21, 2008
at 12:42 pm
puitis banget……….bisa membuat akhwat terharu
Lebih puitis Kang Andi kalo sedang merayu.
By: andi on Februari 21, 2008
at 7:40 pm
assalamualaikum…
wah masih puitis keneh….hebat energi itu masih ada.
Hidup memang bisa seindah puisi ko.
Salah dan benar adalah sebuah kewajaran. Tak perlu dirisaukan. Semua dapat bergantung pada niatnya, kalau memang tidak berniat menipu ya melangkah sajalah. No body is perfect, kalau ada kelebihan ya ada kekurangan. Semua akhwat juga tau, dan kalau salah satunya memilih antum sebagai pelabuhan terakhirnya ya semoga saja ia telah menerima hitam, putih dan kelabu itu.
Nikmati saja hidup ini dalam syukur. Selesaikan semuanya dalam ikhlas. Insyaalloh suatu saat nanti kita akan tahu betapa indahnya hidup kita penuh warna.
Wasalamualaikum….
Waalaikum salam Akhi Yadi Sang Penguasa Tasik. Salam KoMMIK. Syukron atas masukannya. Ane tunggu terus lho! Salam ama istri & anakmu.
By: Yadi Tasik on Februari 23, 2008
at 9:14 am
wah…
merendahkan diri utk meningkatkan mutu nie Mas..?
hehe…pisss….bcanda…
klu kita mikir bisa insya allah bisa…do the best aja..^^
jadi ketauan deh rahasianya.
By: nay on Februari 23, 2008
at 3:40 pm
Assalaamu’alaika wr wb
ya akhi sesungguhnya manusia itu tidak terlepas dari kekhilafan dan tidak mungkin manusia itu seputih Rasululah SAW. yang bisa kita lakukan adalah bagaimana usaha kita untuk memperbaiki diri menuju tahapan manusia sempurna. yakinlah pada ALLAH SWT, karena yang bisa menilai baik buruknya kita adalah sang Khalik. berusnuzhonlah pada-Nya, pada semua makhluk-Nya tak terkecuali orang yang kita benci.
Wallahualam
Jazakallah khair
Wassalaamu’alaika wr wb
Syukron ukhti atas masukannya.
By: DIna on Februari 23, 2008
at 4:57 pm
Assalamu’alaikum wr, wb
Walaupun ana ga begitu kenal dg Antum,,, tapi ana juga bisa merasakan hal itu,, karena Ana juga pernah merasa spt itu….
Tapi, walaupun begitu, Qt juga mempunyai kehilafan,,, dan hal itu bukan berarti Kita terus menerus berlarut dalam rasa salah spt itu..
Tapi Qt semua butuh proses tuk lebih baik lagi,,, seiring dengan jalannya waktu… ^_^
Wassalam
Syukron ukhti atas masukannya.
By: Asri Indah P on Februari 23, 2008
at 5:44 pm
Sampurasun
sesuai dengana permintaan, suruh e-mail saja colonmu itu ke saya atau yadi, nanti dibilangin daftar cela a acuy, gampang saja.he.. agar calonmu itu lebih realiistis
jika trek record mu tidak pernah tercatat di cipinang..
boleh lah kau mengaku orang pintar
jika kau pernah menyakiti perempuna dalam suatu hubungan..
tapi karena itu kau tersadar..betapa hal itu menyakitkanmu karena telah menyakiti mahluk lain
bolehlah kau mengaku orang pentobat
jika setiap pagi ada yang kau kerjakan,ada yang kau harapkan, dan ada yang kau cintai
bolehlah kau besok untuk nikah
jika kau takut mengecewakan,… memangnya mengecewakan itu milik embahmu
kita tidak bisa berhenti untuk tidak mengecewakan orang lain
kita hanya bisa menjadi diri kita sendiri dan memahami orang lain
kata orang salah tujuh yang penting adalah
kamu bisa menerima dirinya apa adanya begitupun sebaliknya
kalaupun ada hiperbolik informasi tentangmu
anggap saja itu suatu doa, dan yakin dia pun tidak akan mentah mentah menerima informasi itu
kecuali….
cag
mangga…
emon
rampes. Tah ari jawara Ciamis mah wejanganna mak nyos euy. Hatur nuhun Kang.
By: emon on Februari 25, 2008
at 4:22 pm
no comment…
perbaiki diri, jangan jadikan orang seperti yg kita mw
sehingga membuat orang tersebut merasa terkekang
GOOD LUCK dalam mencari Teman Hidup
GOD BLESS…..
Thx. Mahasiswi UNJ yg satu ini emang lebih dewasa.
By: na on Februari 28, 2008
at 5:56 pm
Doa untuk anak-anakku
(ison)
Ya Allah … ya Rabbana
Bentuklah anak-anakku menjadi manusia yang kuat manakala ia lemah, berani manakala ia takut
Memiliki ketegaran dan keteguhan hati manakala ia dalam kegagalan, rendah hati serta jujur manakala dalam kemenangan
Bentuklah anak-anakku menjadi manusia yang mengerti
bahwa mengenal dan mengetahui dirinya sendiri
adalah dasar dari segala ilmu pengetahuan
Ya Rakhman..ya Rakhim !
Janganlah kau lenakan mereka dalam jalan yang mudah dan lemah
biarlah mereka kau tempa dalam desak perjuangan
dan tantangan hidup
bimbinglah anakku supaya tetap tegak berdiri di tengah badai
namun selalu berbelas kasih kepada sesama yang sedang jatuh
Bentuklah anak-anak kami menjadi manusia yang berhati bening dengan cita meninggi langit
Jadikan mereka manusia manusia yang mampu memimpin dirinya sendiri sebelum mereka bermimpi memimpin orang lain
Manusia yang berpikir menjangkau hari depan
namun tak melupakan masa lampau
Dan apabila segalanya telah mereka miliki
lengkapilah ia dengan hati yang ringan untuk beramal
serta berteguh hati dalam menolong
tapi tidak sekali-kali menganggap dirinya telah cukup berbuat
Berikan kepada mereka kerendahan hati,
Kesederhanaan dan keagungan yang hakiki,
Pikiran yang cerah, hati yang bersih, jiwa yang terbuka
kekuatan dalam kebersahajaan dan kelembutan hatinya
Jika mereka tak mampu menjadi jalan besar yang menghantarkan orang ke tujuannya, jadikanlah
mereka jalan setapak yang menghatar orang ke mata air.
Jika mereka tak mampu menjadi pohon besar yang rindang tempat orang berteduh,
jadikanlah mereka rumput ilalang untuk pegangan orang agar tak jatuh
Rabbana hablana min azwajina wa durryatina qurrota a’yun, wajalna lil muttaqina imamaa
Pak, saya sangat terharu atas doa Bapak. Bapak adalah sosok yang saya kagumi. karena Bapak adalah Sang Bijak.
By: Ison Subekti on Maret 4, 2008
at 12:59 pm
Suatu hari, terdapat seorang pemuda ditepian telaga.Ia tampak termenung. Tatapan matanyakosong, menatap hamparan air didepannya.Seluruh penjuru mata angin telah dilewatinya, namun tak ada satupun titikyang membuatnya puas.Kekosongan makin senyap, sampai adasuara yang menyapanya. Ada orang laindisana.”Sedang apa kau disini anak muda?”tanya seseorang.Rupanya ada seorang kakek tua. “Apayang kau risaukan..?”Anak muda itu menoleh ke samping,”Aku lelah PakTua. Telah berkilo-kilojarak yang kutempuh untuk mencarikebahagiaan, namun tak juga kutemukanrasa itu dalam diriku. Aku telahberlari melewati gunung dan lembah,tapi tak ada tanda kebahagiaan yanghadir dalam diriku.Kemana kah aku harus mencarinya?Bilakah kutemukan rasa itu?”Kakek Tua duduk semakin dekat,mendengarkan dengan penuh perhatian. Dipandangnya wajah lelah di depannya.Lalu, ia mulai bicara, “di depan sana,ada sebuah taman. Jika kamu inginjawaban dari pertanyaanmu, tangkaplahseekor kupu-kupu buatku.”Mereka berpandangan.”Ya…tangkaplah seekor kupu-kupubuatku dengan tanganmu” sang Kakekmengulang kalimatnya lagi.Perlahan pemuda itu bangkit. Langkahnyamenuju satu arah, taman. Tak berapalama, dijumpainya taman itu.Taman yang yang semarak dengan pohondan bunga-bunga yang bermekaran.Tak heran, banyak kupu-kupu yangberterbangan disana.Sang kakek, melihat dari kejauhan,memperhatikan tingkah yang diperbuatpemuda yang sedang gelisah itu.Anak muda itu mulai bergerak. Denganmengendap-endap, ditujunya sebuahsasaran. Perlahan.Namun, Hap! sasaran itu luput. Dikejarnya kupu-kupu itu ke arah lain. Iatak mau kehilangan buruan.Namun lagi-lagi. Hap!. Ia gagal. Iamulai berlari tak beraturan.Diterjangnya sana-sini.Ditabraknya rerumputan dan tanamanuntuk mendapatkan kupu-kupu itu.Diterobosnya semak dan perdu di sana.Gerakannya semakin liar.Adegan itu terus berlangsung, namunbelum ada satu kupu-kupu yang dapatditangkap. Sang pemuda mulai kelelahan.Nafasnya memburu, dadanya bergerak naik-turun dengan cepat. Sampai akhirnya adateriakan,”Hentikan dulu anak muda. Istirahatlah.”Tampak sang Kakek yang berjalanperlahan.Tapi lihatlah, ada sekumpulan kupu-kupuyang berterbangan di sisi kanan-kirikakek itu.Mereka terbang berkeliling, sesekalihinggap di tubuh tua itu.”Begitukah caramu mengejar kebahagiaan?Berlari dan menerjang? Menabrak-nabraktak tentu arah, menerobos tanpapeduli apa yang kau rusak?” Sang Kakekmenatap pemuda itu.”Nak, mencari kebahagiaan itu sepertimenangkap kupu-kupu. Semakin kauterjang, semakin ia akan menghindar.Semakin kau buru, semakin pula ia pergidari dirimu.””Namun, tangkaplah kupu-kupu itu dalamhatimu. Karena kebahagiaan itu bukanbenda yang dapat kau genggam, atausesuatu yang dapat kau simpan. Carilahkebahagiaan itu dalam hatimu. Telusurirasa itu dalam kalbumu. Ia tak akanlari kemana-mana.Bahkan, tanpa kau sadari kebahagiaanitu sering datang sendiri.”Kakek Tua itu mengangkat tangannya.Hap, tiba-tiba, tampak seekor kupu-kupuyang hinggap di ujung jari.Terlihat kepak-kepak sayap kupu-kupuitu, memancarkan keindahan ciptaanTuhan.Pesonanya begitu mengagumkan, kelopaksayap yang mengalun perlahan, layaknyakebahagiaan yang hadir dalam hati.Warnanya begitu indah, seindahkebahagiaan bagi mereka yang mampumenyelaminya.Mencari kebahagiaan adalah layaknyamenangkap kupu-kupu.Sulit, bagi mereka yang terlalubernafsu, namun mudah, bagi mereka yangtahu apa yang mereka cari.Kita mungkin dapat mencarinya denganmenerjang sana-sini, menabrak sana-sini, atau menerobos sana-sini untukmendapatkannya.Kita dapat saja mengejarnya denganberlari kencang, ke seluruh penjuruarah.Kita pun dapat meraihnya denganbernafsu, seperti menangkap buruan yangdapat kita santap setelahmendapatkannya.Namun kita belajar. Kita belajar bahwakebahagiaan tak bisa di dapat dengancara-cara seperti itu.Kita belajar bahwa bahagia bukanlahsesuatu yang dapat di genggam ataubenda yang dapat disimpan.Bahagia adalah udara, dan kebahagiaanadalah aroma dari udara itu.Kita belajar bahwa bahagia itu memangada dalam hati.Semakin kita mengejarnya, semakin pulakebahagiaan itu akan pergi dari kita.Semakin kita berusaha meraihnya,semakin pula kebahagiaan itu akanmenjauh.Cobalah temukan kebahagiaan itu dalamhatimu.Biarkanlah rasa itu menetap, dan abadidalam hati kita.Temukanlah kebahagiaan itu dalam setiaplangkah yang kita lakukan.Dalam bekerja, dalam belajar, dalammenjalani hidup kita.Dalam sedih, dalam gembira, dalam sunyidan dalam riuh.Temukanlah bahagia itu, denganperlahan, dalam tenang, dalam ketulusanhati kita.Saya percaya, bahagia itu ada dimana-mana. Rasa itu ada di sekitar kita.Bahkan mungkin, bahagia itu “hinggap”di hati kita, namun kita tak pernahmemperdulikannya.Mungkin juga, bahagia itu berterbangandi sekeliling kita, namun kita terlaluacuh untuk menikmatinya.
Syukron akhi atas cerita hikmahnya.
By: Roy on Maret 19, 2008
at 10:14 pm
saya tau blog antum dari aniz…
salam kenal ja ya….
jazakumullah…
Ya salam taaruf juga.
Syukron akhi da berkenan berkunjung ke blog ane.
Aniz itu adeku yang baik hati. Jaga, jangan biarkan hatinya terlalu “berbunga”
By: Roy on Maret 19, 2008
at 10:16 pm
sama- sama…..
ohya maaf sebelumnya..
bukan maksud ana menggurui antum dengan cerita itu..
tapi ana gak tau mau kasih coment apa pada tulisan antum..
ana hanya menyampaikan amanah yang dititipkan pada ana untuk memberikan masukan ke antum..
semoga ini bisa menjadi awal dari tali silaturahmi kita
..
ohya
sepertinya kita punya sedikit persamaan…
ana juga semangat untuk jadi pengusaha..
sejak awal kuliah sudah bertekad jadi pengusaha…
ana tadi baca posting antum tentang mie janda nya…
ana salut n “iri” karna antum dah merealisasikan diri tuk jadi wirausahawan..
semoga osahanya semakin berkembang..
semangat..!!!!!!!
Adik, tak ada sedikit pun perasaan tersinggung. Sahabat yang baik akan senantiasa mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran. Jadi jadikan itu sebagai bahan ukhuwah.
By: Roy on Maret 21, 2008
at 2:47 pm
saya pun tak sesempurna itu… 🙂
akhi… menyentuh sekali.. saya pun pernah (dan masih)merasakan apa yang akhi alami. diri ini tak sempurna. terlalu banyak khilaf dan dosa telah tercipta. semoga Allah masih sudi memasukkan diri yang hina ini ke dalam golongan yang Dia berikan petunjukNya….
amiin
Amin. Moga kita tetap senantiasa memperbaiki diri, selamanya tanpa harus berhenti dan berangkuh hati.
By: presty larasati on Maret 21, 2008
at 4:48 pm
Punten nembe dibales ayeuna…
Berusaha dan istikhoroh kang…!
jodoh mah moal kamana, kan tos diserat di kitab lauhl mahfudz. urang mah tinggal ngajemput jodoh urang.
Sok, ku abdi dido’akeun kang…
mugi sing enggal nikah.
tong seueur pilih-pilih sareng kriteria.
pilih2 mangga, tapi tanpa harus memberatkan.
Punten…
Dikki tea
085283841044
Hatur nuhun Kang! 🙂
By: Dikki on April 24, 2008
at 10:40 pm