Sebagai seseorang yang menyadari betapa manusia itu memiliki dua unsur karakter yang berbeda. Yakni kebaikan dan kejelekan. Maka Sang Khilaf selalu berusaha untuk tidak memproklamirkan diri sebagai seorang yang jelas baik. Bagi Sang Khilaf, menjalani perjalanan singkat di dunia ini adalah langkah-langkah perjuangan tuk mendominankan unsur karakter kebaikan dan meminimalisir kebangkitan karakter kejelekan. Dan ini tentunya tidaklah mudah. Perlu waktu lebih banyak untuk berintorifeksi ketimbang selalu mencari kejelekan dan kesalahan orang lain.
“Inilah aku dan aku seperti ini”. Sebuah kata penekanan untuk kusampaikan pada beberapa saudara sehalaqah sebagai antisipasi kekecewaan yang mungkin muncul atas penilaian mereka terhadap Sang Khilaf yang rapuh ini. Aku katakan pada mereka bahwa aku mungkin tak bisa sebaik dan sehebat mereka. Aku hanyalah sosok manusia yang berusaha tuk mendapatkan “lompatan status”. Sungguh terlalu tidak berkaca diri ketika aku menyatakan bahwa aku adalah calon sang penghuni surga. Tapi sebagai manusia jelas aku sangat mengharapkan surga menjadi tempat tinggalku yang hakiki.
Mungkin banyak yang pernah mendengar tentang kisah seorang perempuan Bani Israil yang dikenal sebagai pelacur. Perempuan yang mungkin dipandang banyak orang sebagai calon penghuni neraka. Tapi apa yang terjadi, ternyata Allah mengampuni dosa-dosanya. Penyebabnya adalah ketika perempuan pelacur itu berjalan di bawah terik matahari yang sangat panas, tiba-tiba dia melihat seekor anjing yang menghampiri sebuah sumur. Lidahnya menjulur-julur menandakan betapa anjing itu sangat kehausan. Anjing itu terengah-engah melawan kematian. Melihat itu sang perempuan tadi menghampirinya dan mengambil air dari sumur menggunakan sepatunya. Lalu diberikanlah air itu pada anjing tadi sehinga anjing tersebut dapat minum sepuasnya.
Dari cerita di atas kita bisa tahu bahwa betapa perempun itu memiliki jiwa yang sangat baik dan tentunya hidayah bukanlah hal yang sulit untuk Allah berikan pada siapa pun. Dan terjadilah lompatan status pada perempuan tersebut. Dari Sang Hina menjadi Sang Mulia.
Aku hanya berharap bahwa unsur kebaikan yang aku miliki terus terpatri dan tumbuh mendominasi sehingga mampu mengendalikan setiap pikir, ucap dan gerakku. Aku tak ingin menjadi orang yang dengan gampang mendakwahi setiap kejelekan dan kesalahan orang lain tetapi gak sempat untuk bermuhasabah dan memperbaiki diri sendiri.
Aku hanya manusia yang teramat biasa yang berharap lompatan status di Mata Allah. Soal penilaian manusia yang seringkali berbeda-beda, biarlah tetap ada. Alangkah indah ketika setiap langkah terhentak irama, “aku aman bagimu karena aku sahabatmu dalam kebaikan dan perbaikan”.
pertamax!!! premium!!! mi-tan!!! *malah jadi tukang BBM* 😆
By: carra on Mei 12, 2008
at 2:21 pm
Pertamax..
^_^..
“Soal penilaian manusia yang seringkali berbeda-beda, biarlah tetap ada”
Biarlah ada, karena hanya Rabb, Rasul dan orang2 mukmin sj yg patut melihat kerja2 kita..
By: deen10february on Mei 12, 2008
at 2:21 pm
amiiin kang 🙂 semoga tetap bisa meng-improve diri sendiri hingga lompatan status itu akhirnya bisa tercapai… semangat!
By: carra on Mei 12, 2008
at 2:31 pm
HHmmm …
Tulisan yang mengingatkan semua …
Untuk selalu bercermin …
sudahkah baik kah diriku selama ini …
Tenk kyu Choey …
By: nh18 on Mei 12, 2008
at 2:34 pm
Salam
Kesalahan bukanlah aib meski itu suatu dosa, yang penting selalu berusha untuk membuat hari ini lebih baik dari hari kemarin, semoga kita semua termasuk orang2 yang beruntung di Mata-Nya. Amin
By: nenyok on Mei 12, 2008
at 2:46 pm
hm….
banyak hal yang mesti di benahi lagi
By: shaffiyah on Mei 12, 2008
at 2:47 pm
Semoga saya juga bisa jadi sahabat yang demikian, dengan status yang akan terlompat ke tempat yang terhormat dan bukan terhinakan…
AMIEN
By: natazya on Mei 12, 2008
at 3:47 pm
Yup.. kesadaran diri penting sekali untuk selalu menjadi lebih baik kang..
By: azaxs on Mei 12, 2008
at 3:52 pm
yup, aku juga berharap terjadi lompatan status pada diriku 🙂
By: RhyzQ on Mei 12, 2008
at 3:59 pm
lompatan?
aku pilih merangkak saja lah,
seringkali kadang… udah semangat 45 kembali ke jalan yang benar, hanya dalam hitungan jam, bisa balik ke titik yang lebih rendah.
jadinya, aku mencoba secara perlahan,
dimulai dari azzam, dikuatkan dengan perbuatan, dilanggengkan dengan kebiasaan, hingga mendarah daging
amiiin
By: lainsiji on Mei 12, 2008
at 4:22 pm
buruan nikah kang!!!
By: hanggadamai on Mei 12, 2008
at 4:26 pm
Waduh ga ikut2an dech
By: Pujangga on Mei 12, 2008
at 5:30 pm
Memang benar qt ga tau apakah kita nantinya kan berujung pd kebaikan atau keburukan, btapa u/ istiqomah it butuh kekuatan yg lbh, azzam yg kuat, dan tentunya doa yg terus menerus..
Jazakallah dah ngingetin kak..
By: amaliasolicha on Mei 12, 2008
at 6:17 pm
Assalamu’laikum
Antum benar khi. Tatkala manusia hanya bisa merasa; dan dengannya ia mengira, maka biarlah Allah saja yang menilai tiap diri. Semoga sukses selalu untuk usaha antum, juga dengan janda-janda yang terkulai lemas dalam mangkoknya. Amin
Wassalamu’alaikum akhi
By: adikhresna on Mei 12, 2008
at 6:19 pm
salut om buat tulisannya..
semoga aku juga selalu bisa membawa unsur kebaikan sehingga mampu mengendalikan diriku selalu ke arah yang benar..di saat apapun..
bahkan saat terpuruk seperti saat ini pun..thanks tulisanya
By: zeromask on Mei 12, 2008
at 9:24 pm
semoga aja mata hati kita selalu mendapat cahayaNYA
By: masmoemet on Mei 12, 2008
at 10:05 pm
makasih, kang udah diingatkan….
By: Abeeayang™ on Mei 12, 2008
at 10:24 pm
Memang hati lebih baik daripada hanya tampilan luarnya saja.
By: Edi Psw on Mei 13, 2008
at 8:29 am
Biasa menjadi luarbiasa.
miskin menjadi kaya.
Anak-anak menjadi orang tua.
perawan menjadi janda
Achoey, Kutunggu jandamu 🙂
By: tukangobatbersahaja on Mei 13, 2008
at 8:58 am
benar mas, sejahat-jahatnya manusia pasti ada sisi baiknya dan sebaik-baiknya manusia pasti ada sisi buruknya…tetapi semoga sisi baik lebih dominan didiri kita. amin
mengenai cerita pelacur itu memang sudah sering saya dengar sebelumnya.Subhanallah….Allah memang maha adil, bahwa kebaikan sebesar zarrah-pun ada balasannya.
By: desmeli on Mei 13, 2008
at 10:05 am
ada agenda poli ndak ?
bisa politik, engga selalu poligami toh.
hehe…
By: Jenk on Mei 13, 2008
at 11:37 am
Saya juga pengen punya lompatan status… dari belum haji, menjadi sudah berhaji…..
Amin! 🙂
By: Nin on Mei 13, 2008
at 2:37 pm
lompatan status?
se,oga selalu lompatan ke arah yang lebih baik…
🙂
Amin! 🙂
By: presty larasati on Mei 13, 2008
at 8:55 pm
@pepiy :
*
minum obat ap semalem?
tumben bisa ngomong agak bijak..
*bagi dong pep, obatnya
Tuh kan 😦
By: presty larasati on Mei 13, 2008
at 9:03 pm
ayo menikah !!!
Semangathhh!!! 🙂
Ayo semangat!
By: Menik on Mei 14, 2008
at 5:03 pm