Sahabat, kulihat kalian masih berpijak tegap. Tegar jiwamu lebih besar dari ragamu yang sebenarnya tak kekar. Di bawah terik mentari yang mengusik kelembaban kulit, masih bisa terhalangi oleh jas almamater yang mulai kucel. Dan kalian masih lantang menyuarakan kebenaran yang kalian yakini. Dari mereka yang tak kuasa mengemukakan aspirasi.
Sahabat, panji-panji berkibar dengan gagahnya. Tak hanya satu warna tapi beragam warna namun satu tuntutan jiwa. Berderap barisan itu menderu memecah sunyi. Lebih keras dari hentakan hampa kaki para politisi gadungan. Dan kelaian semakin merangsek ke depan dan terus ke depan sampai batas terali besi itu yang kalian coba robohkan.
Sahabat, semangat kalian yang membara sangat kami hargai. Dan kami sangat terharu atas apa yang kalian lakukan. Dan kalianlah kaum intelektual yang bisa kami harapkan tuk menyuarakan nurani yang tertindas. Namun kami khawatir semua berjalan melebihi ambang batas. Ketika provokasi menyulutkan emosi. Dan hilanglah kendali atas situasi. Dan tak terbayangkan betapa sedihnya kami ketika melihat pentungan bermain di sana, melihat bebatuan berterbangan di sana, melihat darah bercucuran di sana. Dan kami tidak ingin ini terjadi.
Memang setiap perjuangan membutuhkan pengorbanan. Tapi jangan biarkan sesama anak bangsa teradu-domba. Jangan biarkan kobaran api makin merajalela. Jangan biarkan yang bercucuran itu tak hanya peluh dan air mata. Jangan biarkan para musuh negara tercinta ini tertawa berpesta pora. Jangan biarkan pondasi kedamaian terluluh-lantahkan. Jangan biarkan semuanya hilang ditelan kerumunan keramaian tanpa senyuman.
Buat rekan-rekan mahasiswa. Jangan biarkan kemurnian perjuangan ternodai emosi yang mendorong anarkisme. Jangan pernah terpancing dengan mudah. Karena kalian adalah harapan di masa depan. Maka hindarilah kekerasan. Dan biarkan masih ada segurat senyuman, untuk aspirasi yang semoga tersampaikan. Agar ke depan limpahan kekayaan itu termanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat sebesar-besarnya. Bukanah begitu sahabat?
Salam perdamaian dari Sang Khilaf.
Salam
horee pertamax..
By: nenyok on Mei 27, 2008
at 3:58 pm
Salam skg giliran commentnya ya 🙂
Sangat disayangkan juga ya, tak salah jika bereaksi dengan segala ketidaknyamanan dari penguasa negeri tapi plis seperti si Akang bilang toloong damai, damai thats All, ya ga sie, setuju lah ma opininya, btw its very romantic words.
Salam damai juga
By: nenyok on Mei 27, 2008
at 4:01 pm
SEandainya pemegang pentungan itu tidak arogan, dan membaca postingan Mas Achoey ini
seandainya saudara kita yang memakai almamater bisa lebih bijak menyuarakan suara rakyat
seandainya kita semua bergandeng tangan menuju perubahan yang lebih baik
By: ILYAS AFSOH on Mei 27, 2008
at 4:32 pm
wah semangat bener!!
By: Pujangga on Mei 27, 2008
at 4:37 pm
yuuppp salam perdamaian :piss:
By: zoel chaniago on Mei 27, 2008
at 5:27 pm
tau nih mahasiswa… lagi dan lagi bikin stigma negatif… oh puhleaseeeeeeee
By: natazya on Mei 27, 2008
at 5:56 pm
iya kasian tuh, pak pulisi juga manusia lo…
By: mybenjeng on Mei 27, 2008
at 6:52 pm
sepakat banget, mas achoy. sudah hampir sepekan, kita disuguhi pemandangan yang memilukan. bentrok terbuka antara aparat keamanan dan mahasiswa sudah bener2 memilukan. ada baiknya semua pihak coolling down agar ibu pertiwi tdk terus2an menangis.
By: Sawali Tuhusetya on Mei 27, 2008
at 7:26 pm
Emosi.
Itulah yang harus dikendalikan 100%, jangan sampai tak terkendali.
Nurani.
Inilah yang seharusnya kita suarakan dengan lantang penuh semangat tanpa emosi.
Peace, kang… 😀
By: GiE on Mei 27, 2008
at 8:18 pm
seharusnya tiap mahasiswa berpikiran begini , bravo ..
By: red limes on Mei 28, 2008
at 3:32 am
iya ah malu2in kaum terpelajar kok anarkhis
sebarin posingannya ke mahasiswa2 itu choey
By: ven on Mei 28, 2008
at 4:24 am
ternyata tingginya pendidikan ga menjamin dinginnya hati dan rasionalnya otak yah?? 😉
By: theloebizz on Mei 28, 2008
at 6:25 am
biasalah…
darah muda 😀
By: inidanoe on Mei 28, 2008
at 8:45 am
Perdamaian itu mahal harganya.
By: tukangobatbersahaja on Mei 28, 2008
at 9:26 am
semogah sahaja mereka tidak ditunggangi kepentingan poltik oposisi…. 😦
By: Abeeayang™ on Mei 28, 2008
at 10:54 am
jadi inget saat2 jadi mahasiswi,,begitu banyak kenangan,,
By: yellashakti on Mei 28, 2008
at 11:43 am
kenangan pahit, manis, asem, kaya sayur asem
ada melinjo pahit, jagung manis, dan buah asem
By: yellashakti on Mei 28, 2008
at 11:49 am
Aww. Yah banyak mahasiswa yang hanya ingin menampilkan siapa dia. Padahal mereka merusak perjuangan saudara-saudaranya yang lain
By: Said Abdillah on Mei 28, 2008
at 12:46 pm
yup…
mahasiswa mesti jauh dari anarki 🙂
By: shaffiyah on Mei 28, 2008
at 1:37 pm
waduhhh..ternyata….
aku masih jadi mahsiswa yang bodoh…
kadang masih pake emosi tak pake hati yang dingin
By: zeromask on Mei 28, 2008
at 1:51 pm
aspirasi Yes, Sarkasme No !!
By: Amel on Mei 28, 2008
at 2:14 pm
hidup mahasiswa!!
By: kucingkeren on Mei 28, 2008
at 2:44 pm
UAS! UAS!
hiks.. hiks..
By: Onta on Mei 28, 2008
at 3:04 pm
Piss!!!
kaya slank 😆
By: FaNZ on Mei 28, 2008
at 3:06 pm
COBA LIAT SITUS:
rompaklah-malingsia.blogspot.com
By: penyokongpaklah on Mei 28, 2008
at 5:04 pm
Setuju Banget Choey …
(Yang jelas tidak pakai bakar ban – merobohkan pagar dan menari-nari ya …)
By: nh18 on Mei 28, 2008
at 5:18 pm
kang….okta minta maaf yak klo ada salah (iya loh, kek akhir tahun aja) 😉
yang jelas salam perdamaian….
*tumben nggak ttg cinta lagi kang*
By: Okta Sihotang on Mei 28, 2008
at 5:52 pm
sebenernya sangat miris liat berita ada polisi ditendang di muka oleh anak muda…
siapapun itu, entah mahasiswa atau bukan..
yang jelas, itu bukanlah perilaku manusia 😦
By: Menik on Mei 28, 2008
at 7:55 pm
ah katanya agent of change
mo perubahan macam mana kalo agen perubahan yang seperti itu?
sungguh terlalu
*bang roma mode on
By: wennyaulia on Mei 28, 2008
at 8:02 pm
seharusnya mereka mengerti, bukan maunya pemerintah kalo harga minyak dunia naik gila2an, malah jadi bikin tambah resah kan kalo kaya gini 😦
By: neng fey on Mei 28, 2008
at 10:12 pm
abseeennn..
masih di bengkulu, euy..
besok baru pulang k solo, dianter sriwijaya..
🙂
banyak oleh2 nih..
tungguin yah..
*termasuk penyemaran nama baik 👿 *
😆
😆
😆
By: presty larasati on Mei 28, 2008
at 11:27 pm
ayo mahasiswa terus berjuang!!! tapi pake cara yang santun, jangan kayak preman… duh, itu anak UKI ama YAI kok malah tawuran ya? kacau… kacau…
By: ichanx on Mei 28, 2008
at 11:58 pm
peaces is power
By: aminhers on Mei 29, 2008
at 9:51 am
salam untuk anda yang sedang menunaikan tugas yang mulia
jejak anak anak negeri
By: alfaroby on Mei 29, 2008
at 10:29 am
Jangan anarkis … itu aja pesan saya, [sok tahu…]
By: Rindu on Mei 29, 2008
at 11:13 am
^_^ SETUJUUUUUU…..!!!
Jangan anarkis…!!
By: insansains on Mei 29, 2008
at 11:46 am
batu… potongan-potongan kayu… bom molotov… ban bekas…
itukah senjata terampuh mahasiswa sekarang…?
yah demo sih demo… tapi ga perlu ada kekerasan kan…? polisi juga gitu sih…
By: carra on Mei 29, 2008
at 2:56 pm
mahasiswa sekarang anarkhis banget…
sorry…but its true
By: adi isa on Mei 29, 2008
at 7:25 pm
Aline kedua bawah … duh bagusnya, mendalam. Salam hormat.
By: Ersis Warmansyah Abbas on Mei 29, 2008
at 9:39 pm
Terkadang niat baik, tak selamanya mulus pada prakteknya ya…
By: Daniel Mahendra on Mei 31, 2008
at 3:27 pm
kata-kata yang bagus
enggak menggurui
tapi sekadar mengingatkan esensi
dari sebuah perjuangan
agar tidak keluar dari jalur tujuan 🙂
By: Rere on Juni 1, 2008
at 4:57 am
baru ngeh tulisannya…
yupz, mahasiswa.. tolonglah..
kalian adalah manusia2 intelektual…
jangan sampai intelektualitas kalian dikalahkan oleh keinginan anarkisme…
By: presty larasati on Juni 1, 2008
at 11:21 am