Cerita Pagi Ini

Lelap nian tidurku, setelah dipijit semalam. Dipijit seorang kakek yang konon katanya berusia 78 tahun. Seorang lelaki tua yang tak mau berpangku tangan dan hanya menggantungkan masa tuanya pada putra dan putri tercinta. “Salut buatmu kek, dan ini kali ketiga aku dipijit olehmu duhai lelaki kuat.”

Sebagaimana biasa aku senantiasa berusaha tuk bisa ikut merapatkan shaf saat shalat subuh tiba. Masjid itu begitu dekat, dan aku sebenarnya malu jikalau saja suara panggilan kemenangan itu kuabaikan. Dan yang lebih mengagumkan, ternyata adikku sudah lebih dulu terbangun dari tidurnya. Jam tiga dini hari sudah terbangun, setidaknya itulah menurut pengakuannya. Tak biasanya memang.

Jam enam kurang aku mengantarkan adikku janjian dengan teman-temannya untuk menuju tempat tes SNMPTN. Dan ternyata teman dia pun diantar oleh kakaknya. Satu hal yang membuat aku merasa malu adalah ketika sang kakak teman adikku itu begitu hangat melepas kepergian adiknya. Sementara aku tak sehangat itu. “Maafkan adikku, bukan berarti kakakmu tak menyayangimu. Moga kau sukses saat menjalani SNMPTN ini!”

Sahabat, mohon doanya untuk kesuksesan adikku di SNMPTN ini. Aku juga berdoa, moga sahabat yang memiliki adik yang mengikuti SNMPTN, moga aja sukses. Atau putra/i sahabat mungkin, atau bahkan bisa jadi ada sahabat blogger yang mengikuti SNMPTN ini, moga sukses.

Oh ya, selamat buat akhi Resi Bismo yang telah mengawali proses tuk melepas masa lajangnya. Sahabatmu merasa sangat bahagia. Semoga sukses! 😀