Aku teringat pesan guruku, katanya bahwa kita bisa dikatakan dekat dan mengenal sahabat kita ketika kita sudah menghabiskan malam bersama. Dan malam tadi aku menginap di kontrakan dua orang sahabatku. Mereka memang mengontrak sebuah kamar petak berdua.
Tiba di sana jam sembilanan malam. Dan senyum mereka pun mengambang. Aku melihat sosok B sedang mencoba mengotak-ngatik komputernya. Di depannya juga tergeletak dua buah buku. Dan benar tebakkanku, dia sedang belajar membuat web secara otodidak. Lalu kuhampii sosok A yang sedang berdiskusi sesuatu dengan kakaknya dengan bahasa Jawa yang jelas aku hanya mampu meraba-raba artinya. Dan aku memintanya tuk memilihkan buku bagus yang tersusun di raknya. Lalu dia pun memberikan sebuah buku yang berjudul “Allah Jalla Jalaaluhu”.
Kontrakan ini teramat sederhana, bahkan tak ada alas tidur seperti di tempatku. Tapi kenapa aku senantiasa melihat mereka begitu fresh di siang hari. Dan kini, aku pun harus tidur dengan alas tikar lipat itu. Aku berpikir sesat, “mungkinkah aku bisa tidur?”.
Saat mebaca buku yang teramat hebat itu mataku mulai berat tuk melihat dan konon katanya jam sepuluhan malam aku sudah terlelap. Terlelap dalam mimpi tentang mempertahankan kejujuran. Wah sungguh aku tak biasa tidur sesore ini selain di rumah orang tuaku.
Adzan subuh baru saja dikumandangkan dan aku melihat sahabat-sahabatku itu sudah siap beranjak pergi menuju kemenangan. “Akhi, afwan airnya habis, sekarang memang di sini lagi sulit air. Kita wudhu di mushola saja.” Begiulah kira-kira kalimat yang terucap dari bibir sosok B.
Aku pulang dari mushola lebih akhir dibanding mereka. Aku sedang menikmati mushola ini. Mushola di mana jamaahnya beragam asal daerahnya. Karena kebanyakan dari mereka adalah perantau. Tapi mereka sudah sangat membaur, termasuk dengan penduduk asli yang juga tak kalah ramah.
Setibanya di kontrakan mereka, aku melihat sosok A sedang tilawah dengan khusyunya. Sementara sosok B sedang fokus pada Al Qur’an Digitalnya. Dia sedang mencoba mengkoreksi hafalan Surat Yusuf-nya. Lalu dia pun menyodorkan mushaf Al Qur’an padaku. Dan aku pun mulai terbenam dalam lantunan kalam Illahi. Subhnallah.
Terima kasih Tuhan, kini aku tahu siapa sebenarnya sahabatku itu. Dan aku harus banyak belajar dari mereka. 🙂
mungkin semua orang di sekitar kita bisa menjadi guru..
salam
By: proletarman on Juli 12, 2008
at 9:58 am
Memang pelajaran berharga kadang kita dapatkan dari orang-orang yang tidak pernah kita duga sebelumnya. Selamat mendapat pencerahan Mas Achoey.
By: Rafki RS on Juli 12, 2008
at 10:00 am
kita akan dengan sahabat ketika kita membutuhkannya… 😀
By: awan sundiawan on Juli 12, 2008
at 10:43 am
teman di kala susah, itulah sahabat sebenarnya…
By: mybenjeng on Juli 12, 2008
at 11:57 am
Subhanaallah…keren sekali temen2 akang..
Jadi inget sama temen2 smuku dulu…senior di kampusku..
i’m really miss it :((
By: syelviapoe3 on Juli 12, 2008
at 12:01 pm
Haduhh, sempet kaget waktu mbaca “mengahabiskan mala bersama” hehe
maff…
Satu lagi bang yang buat kita bisa lebih dekat lagi, yaitu dima kita sama2 mencari makna sesungguhnya hidup ini, saat kita sama mengharapkan keridoanNya, membahas isi kitabNya, sholat dibulan romadhon, dimana kita merasa sama2 berjuang untuk meraih hidayahNya
karena pada saa-saat seperti ini pikiran kita sama2 fokus hanya kepadanNya. Aku merasakan kebersamaan yg amat menyatu saat aku dan sahabatku membahas isi alquran walau dengan ilmu pengetahuan yg masih sgt nihil, aku merasa lebih dari sekedar sahabat.
By: Rita on Juli 12, 2008
at 1:17 pm
Assalamu`alaikum … salam ukhuwah
By: Solo Poenya.. on Juli 12, 2008
at 2:13 pm
sahabat yang baik
By: kishandono on Juli 12, 2008
at 2:23 pm
Selain itu, teman bkl ketauan karakternya pas mukhayam, naek gunung misalnya.
Salam buat bacaleg 🙂
By: Mang Kumlod on Juli 12, 2008
at 2:50 pm
subhanallah… semoga sahabat sejati itu selalu bersama 🙂
By: aRuL on Juli 12, 2008
at 3:10 pm
Subhanallah, sahabat yang luar biasa…mengajak kita menuju jalan kebajikan dan lebih dekat dengan Allah SWT, amien
By: 1nd1r4 on Juli 12, 2008
at 4:40 pm
Subhanallah…beruntung kang achoey memiliki sahabat dekat seperti itu, mereka juga dekat padaNYA 🙂
By: eNPe on Juli 12, 2008
at 5:19 pm
memang kalau kita ingin jadi orang baek, kita harus berada dilingkungan orang baek…..
By: sonysugemacollege on Juli 12, 2008
at 5:38 pm
wah kalo saya hampir setiap malam nginep dirumah sahabat saya…
saya sahabatan dari sd sampe sekarang…
bertiga….
By: Sir Arthur Moerz on Juli 12, 2008
at 5:43 pm
sedekat saat sekarang saya tengah merindukan sahabat dekat saya yang sudah lama menghilang
By: realylife on Juli 12, 2008
at 5:54 pm
Kalau mau mengenal saya kan gak mungkin bermalam dirumah saya bang, jadi gimana caranya?
By: Rindu on Juli 12, 2008
at 8:02 pm
aQ rindu sm arti sahabat. aQ g nyangka terkadang g semua kebaikan bisa membuat org lain (baca : sahabat) juga berbuat baik untuk Qta. Bukankah dalam sebuah hubungan, timbal balik itu perlu. aQ harus benar2 bercermin untuk bisa paham mana sahabat dan mana yang bukan. 🙂 Senangnya kakak bs dpt sahabat seperti mereka. Alhamdulillah
By: sarahtidaksendiri on Juli 12, 2008
at 9:04 pm
sungguh menarik tulisan mas achoey. betapa selama ini kita hampir tak pernah memperhatikan sahabat2 kitsa akibat kesibukan yang terus menumpuk, apalagi ketika sudah masuk dalam ranah kehidupan rumah tangga, hiks. makasih mas achoey, sudah berbagi hikmah pengalaman.
By: Sawali Tuhusetya on Juli 12, 2008
at 9:59 pm
sahabatan yuk…
salam ukhuwah 🙂
By: yodama on Juli 12, 2008
at 11:36 pm
Pengalaman hidup memang pelajaran yang paling berharga…
keep on learning..
salam 🙂
By: gunawanwe on Juli 13, 2008
at 1:57 am
Salam
Akh persahabatan indah, sahabat yang menyebarkan wangi kesturi. Subhanalloh
By: nenyok on Juli 13, 2008
at 3:24 am
tentang sahabat : sahabat sangat berharga ..terlebih keberadaanya ..akan sangat terasa jika dia telah pergi tuk selamanya
By: anakbangsa69 on Juli 13, 2008
at 3:52 am
Subhaanallaah. Semoga kang Achoey “tertular” virus yang baik 🙂
By: arifromdhoni on Juli 13, 2008
at 6:08 am
Aku sangat dekat dengan sahabat2ku, namun karena sangking dekatnya terkadang ada “harga” yang harus dibayar…. Itu karena aku orangnya sangat terbuka dan sangat berterus terang sehingga jikalau ada kelakuan sahabatku yang kurang etis atau tidak kena di hatiku, aku segera “menyerangnya”, namun tentu semua itu dimaksudkan agar ia menyadari kesalahannya. Sebenarnya akupun orangnya konsekuen, kalau aku berbuat salah, aku rela sahabtku “menyerang”ku agar aku menyadari kesalahanku dan membuat aku menjadi manusia lebih baik lagi….
Namun di masyarakat kita, tidak semua persahabatan dapat berjalan seperti demikian, banyak orang2 yang masih menilai persahabatan adalah hubungan yang indah2nya saja….. sedangkan yang buruk2 sebaiknya kita biarkan berjalan sendiri2……
Jadi, ya biarkanlah, jikalau ada sahabat2 yang akhirnya “putus” dariku, itulah resiko atau harga yang harus saya tanggung….. Meskipun di dalam hatiku, insya Allah, aku tak akan pernah memutuskan tali silaturahim……..
By: Yari NK on Juli 13, 2008
at 10:31 am
wew….sahabat-sahabatnya mantabs betul…
By: arda86 on Juli 13, 2008
at 10:42 am
Senangnya punya sahabat… kadang aku iri melihat seorang dapat sahabat yang baik….sedang aku sendiri siapa ya sahabatku ? rasanya selama ini hanya ada suami yang selalu setia disampingku….dia mengajariku untuk selalu dekat dengan Allah swt, dia juga mengajariku untuk selalu bersabar menghadapi semua permasalahan….ah…pokoknya banyak deh…
Tapi aku jadi tidak tau rasanya bersahabat dengan teman2ku…..subbhannallah aku tetap harus bersyukur atas nikmat ini.
Salam,
Listiana Advokat
By: Listiana Lestari on Juli 13, 2008
at 11:33 am
temen yang tidak mengabaikan atau melupakanmu, bahkan ketika dia menemukan seseorang yang jauh lebih baik darimu… itulah yang dinamakan sahabat baikmu
By: khofia on Juli 13, 2008
at 11:35 am
sayapun merasa beruntung sekali memiliki sahabat sebagaimana sahabat saya.. satu yang paling dekat dan banyak lagi sahabat sahabat yang mungkin datang hanya sejenak dalam kehidupan tapi telah sangat banyak meninggalkan makna yang tidak akan pernah terlupa 🙂
By: natazya on Juli 13, 2008
at 12:40 pm
alam takambang jadi guru, hehehe
By: Wempi on Juli 13, 2008
at 2:43 pm
betul kang… kita harus belajar dari tiap orang….dan tiap hal.. 🙂
By: azaxs on Juli 13, 2008
at 3:06 pm
Hmm… satu lagi bagian dunia yang sudah mulai hilang… Dengan keteguhan dan keikhlasan, insya Allah, dunia ini akan kembali
By: yanti on Juli 13, 2008
at 3:44 pm
sahabat ntu bisa jadi buat inspirasi buat kita!
dari dia jahat dengan kita!
sampe kita suka sama dia!
wekekekekekekekekekek!
apaaannnn nggak jelas!
heheheheh
By: trendy on Juli 13, 2008
at 3:56 pm
Salam persahabatan! Mari belajar saling memahami dan berbagi. Saling support, saling isi.
By: suhadinet on Juli 13, 2008
at 4:32 pm
Sahabat yang sangat dekat itu
adalah diri kita
Achoey yang inspirasional
By: ILYAS ASIA on Juli 13, 2008
at 8:26 pm
senang yah klo punya sahabat yg bisa jd inspirasi apalagi motivasi buat diri menjadi lebih baik…aku pengen ky gituuuu!!! 😉
By: theloebizz on Juli 14, 2008
at 6:15 am
subhanallah, alhamdulillah dikaruniai Allah sahabat2 yg baik dan bisa membawa kita pada kebaikan 🙂
By: Jingga on Juli 14, 2008
at 9:37 am
asyiknya mabit bersama sahabat 🙂
By: arifrahmanlubis on Juli 14, 2008
at 9:45 am
Kedekatannya bagaikan makanan; tanpanya kita bakal kelaparan.
Ah, bersyukurlah, Kang Achoey!
By: Daniel Mahendra on Juli 14, 2008
at 10:29 am
yup..
ngobrol sebentar di miejanda,
saya bisa merasakan bagaimana sahabat2 yang terlibat dalam mie janda bener-bener memahami dan menghargai persahabatan..
salut boss.
By: trijokobs on Juli 14, 2008
at 11:20 am
Jadi malu, aq tidur di akhwat2 sahabatku karena:
1. Mabit, emang agendanya lg itu
2. Di kos kosong, gak da orang, takut ketemu kunti, PO bersaudara
3. Ada tugas yg harus segera dikumpulkan
Salut….. Kalo yg benar2 menjalin silaturahmi yg tulus karena Allah………………
bagus2.
Salut…………….dah…
By: Dina Catur on Juli 22, 2008
at 10:49 am